Selasa, 25 Oktober 2011

Laporan Perhitungan Bakteri

Perhitungan Bakteri

I.  Tujuan
Melatih mahasiswa terampil dalam menghitung jumalah mikroba.

II. Dasar Teori
Pertumbuahan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada jasad yang bersel tunggal, pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertumbuhan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilakan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak, pembelahan sel tidak menghasilakn pertambahan jumalah individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan atau pertambahan besar jasadnya. Dalam membahas pertumbuhan mikroba harus dibedakan antara pertumbuhan masing-masin individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan populasi (Suharjono,2006)
Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit waktu. Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner, fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi. (Sofa, 2008)
Perhitungan bakteri secara langsung, ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruan hitung (counting chamber). (Sutedjo, 1991)
Enumerasi mikroba dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan menghitung jumlahnya tanpa ditumbuhkan terlebih dahulu dalam suatu medium, dalam teknik ini semua sel mikroba baik yang hidup maupun yang mati akan terhitung. Untuk melakukan enumerasi mikroba dalam suatu bahan seringkali diperlukan pengenceran bertingkat.( Rukmi, MG.I., A.T. Lunggani, A. Suprihadi, 2008)
Perhitungan bakteri secara tidak langsung, Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Sutedjo, 1991).
1.  Berdasarkan kekeruhannya, Mikroba dalam suatu bahan cair dapat dideteksi berdasarkan kekeruhannya. Pertumbuhan sel bakteri didalam suatu medium cair akan meningkatkan kekeruhan media, yang akan mempengaruhi jumlah sinar yang dapat ditransmisikan menembus medium(Rukmi, MG.I., A.T. Lunggani, A. Suprihadi, 2008).
2.  Berdasarkan jumlah lempeng total (plate count).
Berdasarkan lempeng total, Cara ini adalah cara yang paling umum digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang masih hidup, berdasarkan jumlah koloni yang tumbuh. Teknik ini diawali dengan pengenceran sampel secara seri, dengan kelipatan 1 : 10. Masing-masing suspensi pengenceran ditanam dengan metode tuang (pour plate) atau sebar (spread plate). Bakteri akan bereproduksi pada medium agar dan membentuk koloni setelah 18-24 jam inkubasi. Untuk menghitung jumlah koloni dalam cawan petri dapat digunakan alat ’colony counter’ yang biasanya dilengkapi dengan pencatat elektronik. (Rukmi, MG.I., A.T. Lunggani, A. Suprihadi, 2008).

III.   Alat dan Bahan
1. Empat tabung reaksi berisi aquades steril 9 ml
2. Alat penghitung koloni
3. Lima pipet 1 ml
4. Lampu spiritus
5. Alkohol 95%
6. Empat cawan petri kosong steril
7. Empat tabung  (@12ml) NA cair bersuhu 50oC
                                            
IV.     Cara Kerja
·         Siapkan 7 tabung reaksi steril dan 7 cawan petri steril
·         Tabung reaksi pertama diisi aquades,
·         Siapkan pula media agar yang akan digunakan,
·         Gunakan micropipette untuk mengambil bakteri dan diencerkan pada atabung reaksi pertama dangan dikocok mengguanakan micropipette.
·         Enceran diambil 1 ml kemudian di taruh ke tabung reaksi ke dua kemudian kocok lagi,
·         Ambil enceran sebanyak 1 ml pada tabung pertama, kemudian buka cawan dan dekatkan pada Bunsen, semprotkan berlahan enceran ke cawan,
·         Tuangkan media di cawan yang suadah ada enceran bakteri,
·         Tutup cawan kemudian putar membentuk angka delapan,
·         Didiamakan sampai membeku atau mengental
·         Dibalik kemudian dibungkus dengan kertas dan di inkubasi.
·         Amati pertumbuahan bakteri dan dihitung jumlah koloninya dalam setiap 3 jam dalam 48 jam.

V.      Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Tabel Data Pertumbuhan Bakteri Perkelompok,
NO
Kelompok & Bahan
Jumlah Akhir
1
Kelompok 1
Media NA
Media MC

30  X 10-1
660 X 10-1
2
Kelompok 2
Media NA
Media MC

280 X 10-2
456 X 10-2
3
Kelompok 3
Media NA
Media MC

850  X 10-3
1732 X 10-3
4
Kelompok 4
Media NA
Media MC

269  X 10-4
243  X 10-4
5
Kelompok 5
Media NA
Media MC

846  X 10-5
Rusak
6
Kelompok 6
Media NA
Media MC

528 X 10-6
390 X 10-6
7
Kelompok 7
Media NA
Media MC

1110 X 10-7
250  X 10-7
Tabel Data Pertumbuhan Bakteri
No.
Waktu
NA bacillus
Mc E colli
1
19.30
120
0
2
22.30
130
0
3
01.30
178
0
4
04.30
243
0
5
07.30
287
0
6
10.30
337
1
7
13.30
381
7
8
16.30
412
34
9
19.30
567
79
10
22.30
423
124
11
01.30
367
189
12
04.30
319
217
13
07.30
269
243


269x10-4
243x10-4

Perhitungan Bakteri yang dilakukan ada dua jenis media yang dipakai yaitu, Media NA dan Media MC, perbedaan warna media dapat dilihat dengan mata telanjang yaitu media NA warna kuning bening sedangkan media MC merah bening. Adanya pengenceran adalah sebagai pemecah koloni bakteri sehingga bakteri terencerkan dan kemudian diambil untuk tanam pada media, pada kali ini ada 7 pengenceran sehingga jumlah pertumbuhan pada tiap pengenceran berbeda-beda dan ini juga dipengaruhi oleh media dan kontaminasi.
Tabung reaksi yang steril sebagai wadah pengenceran dan cawan petri steril sebagai wadah pertumbuhan, kemudian cawan di berikan enceran bakteri senbanyak 1 ml, kemudian diberi bahan NA atau MC pada cawan dengan prosedur disterilkan dengan Bunsen agar tidak terkontaminasi, media yang diberikan untuk bacillus sp adalah media NA dan untuk E-coli adalah media MC, setelah penuangan cawan di sterilakan dengan Bunsen pada tepinya kemudian di ratakan dengan memutar membentuka angka delapan pada meja LAF, kemudian diamkan biar mendingin, setelah mendingin bahan dibalik kemudian dibungkus denagan kertas dan diinkubasi.
Untuk enceran yang ke dua sapai ke tuju dilakukan hal yang sama, yang pelu diperhatikan dalam praktikum ini adalah mengganti tipe pada mikropipet, dan tetap menjaga cawan dan yang lainya dekat dengan Bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
Pertumbuhan bakteri melalui beberapa tahap sesuai dengan teori yaitu fase lag, dimana pada fase ini bakteri melakukan penyesuaian dengan media yang ada maka keadaan media juga mempengaruhi pertumbuhan bakteri yang di biakkan adapun media yang rusak ya itu kurang meratanya media pada saat penanaman bakteri sehingga media menggumpal pada titik tertentu.
Pada fase berikutnya yaitu fase eksponensial dimana bakteri mulai mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dan pesat sehingga akan muncul banyak koloni koloni atau individu bakteri yang menumbuhi media. Oleh karena itu penghitungan pertumbuhan bakteri dilakukan 3 jam sekali Karena pertumbuhan bakteri bias sangat cepat sehingga tidak dapat diperoleh data yang akurat.
Fase stasioner akan terjadi karena pertumbuahan bakteri mengalami titik optimum yang disebabkan oleh berbagai sebab yaitu, dimungkinkan kurangnya nutrisi pada media untuk pertumbuhan bakteri karen jumlah semakin meningkat dan media semakin sedikit sehingga pertumbuhan mengalami stasioner, sehingga bakteri yang tumbuh dan mati seimbang jumlahnya.
Kemudian bakteri yang sudah optimum pertumbuhannya akan mengalami fase kematian dikarenakan media yang sudah tidak dapat untuk pertumbuhan bakteri, karena nutrisi didalamnya sudah terserap atau terpakai tanpa ada perbaikan nutrisi pada media.
Jumlah pertumbuhan pada beberapa kelompok berbeda-beda ini dapat dijelaskan sesuai dengan pembahasan diatas.

VI.     Kesimpulan
Jumlah sel mikroba yang tumbuh dalam suatu cawan sangat bergantung pada jumlah generasi yang ada dan waktu generasi bakteri tertentu, sehingga pengamat harus mengetahui waktu generasi bakteri yang ia biakan agar dapat memprediksi jumlah sel bakteri denagan baik. Pada media NA dengan bakteri Bacillus terjadi Fase Krmatian pada waktu ke pengamatan ke 10 atau 30 jam setelah penanaman, jumlah optimum yang terjadi mencapai 567. Pada media MC dengan bakteri E-coli pada pengamatan terakhir masi pada fase eksponensial.


VII.   Daftar Pustaka
Anonim, 2006. Lingkungan Pertumbuhan Mikroba
Hendri, Bustaman, 2006. Selesai Mikroba Risosfer Antagonis terhadap bakteri Ralstonia solanaceareum Penyebab Penyakit Layu pada Bakteri pada Taneman Jahe di Lahan Tertindas, Jurnal ilmu-ilmu pertanian. Volume 8, No.1
Machmud, 2004. Seleksi dan Karakterisasi Mikroba Antogoni.
Michael, 1986. Dasr-dasar Mikrobiologi. UI-press. Jakarta
Suharjono, 2006. Komunitas Kapang Tanak di Lahan Kritis Berkapur DAS Brantas Pada Musim Kemarau. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya. Malang.



"bukan hanya aku yang bingung tapi pengalaman bikin kamu mengerti"




1 komentar:

  1. dapusnya Rukmi, MG.I., A.T. Lunggani, A. Suprihadi, 2008 kok gak ada

    BalasHapus